DAMPAK PENCEMARAN MERKURI
Dampak Merkuri terhadap lingkungan
Walaupun Hg hanya terdapat dalam konsentrasi 0,08 mg/kg
kerak bumi, logam ini banyak tertimbun di daerah penambangan. Para penambang
emas tradisional menggunakan merkuri untuk menangkap dan memisahkan
butir-butir emas dari butir-butir batuan. Endapan Hg ini disaring
menggunakan kain untuk mendapatkan sisa emas. Endapan yang tersaring
kemudian diremas-remas dengan tangan. Air sisa-sisa penambangan yang
mengandung Hg dibiarkan mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi untuk lahan
pertanian. Selain itu, komponen merkuri juga banyak tersebar di karang,
tanah, udara, air, dan organisme hidup melalui proses fisik, kimia, dan
biologi yang kompleks.
Mercury dapat terakumulasi dilingkungan dan dapat meracuni
hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Acidic permukaan air dapat mengandung
jumlah raksa yang signifikan. Bila nilai pH antara lima dan tujuh, maka
konsentrasi raksa di dalam air akan meningkat karena mobilisasi raksa dari dalam
tanah. Setelah raksa telah mencapai permukaan air atau tanah dan bersenyawa
dengan karbon membentuk senyawa Hg organik oleh mikroorganisme (bakteri) di air
dan tanah. Senyawa Hg organik yang paling umum adalah methyl mercury, suatu zat
yang dapat diserap oleh sebagian besar organisme dengan cepat dan diketahui
berpotensi menyebabkan toksisitas terhadap sistem saraf pusat.
Bila mikroorganisme (bakteri) itu kemudian termakan oleh
ikan, ikan tersebut cenderung memiliki konsentrasi merkuri yang tinggi. Ikan
adalah organisme yang menyerap jumlah besar methyl raksa dari permukaan air
setiap hari. Akibatnya, methyl raksa dapat ikan dan menumpuk di dalam rantai
makanan yang merupakan bagian dari mereka. Efek yang telah raksa pada hewan
adalah kerusakan ginjal, gangguan perut, intestines kerusakan, kegagalan
reproduksi DNA dan perubahan.
Dampak Merkuri Terhadap Kesehatan dari Tremor Sampai ke
Kematian
Sulit untuk menduga seberapa besar akibat yang ditimbulkan
oleh adanya logam berat dalam tubuh. Namun, sebagian besar toksisitas yang
disebabkan oleh beberapa jenis logam berat seperti Pb, Cd, dan Hg adalah karena
kemampuannya untuk menutup sisi aktif dari enzim dalam sel. Hg mempunyai bentuk
kimiawi yang berbeda-beda dalam menimbulkan keracunan pada mahluk hidup,
sehingga menimbulkan gejala yang berbeda pula. Toksisitas Hg dalam hal ini
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu toksisitas organik dan anorganik.
Logam Hg bila bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa Hg
organik. Senyawa Hg organik yang paling populer adalah methyl mercury,
yang terutama dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah. Bila
bakteri itu kemudian termakan oleh ikan, ikan tersebut cenderung memiliki
konsentrasi merkuri yang tinggi. Pada studi epidemiologi ditemukan bahwa
keracunan metil dan etil merkuri sebagian besar disebabkan oleh konsumsi ikan
yang diperoleh dari daerah tercemar atau makanan yang berbahan baku tumbuhan
yang disemprodengan pestisida jenis fungisida alkil merkuri. Senyawa methyl
mercury berpotensi menyebabkan toksisitas terhadap sistem saraf pusat.
Keracunan Hg yang sering disebut sebagai mercurialism banyak
ditemukan di negara maju, misalnya Mad Hatter’s Disease yang merupakan suatu
outbreak keracunan Hg yang diderita oleh karyawan di Alice Wonderland. Kejadian
keracunan metil merkuri paling besar pada makhluk hidup timbul di kota Minamata,
Kumamoto, Jepang pada tahun 1956, yang terkenal dengan nama Minamata Disease
atau dikenal juga sebagai Chisso-Minamata Disease, adalah suatu neurological
syndrome yang disebabkan oleh pelepasan metil merkuri di dalam wastewater
industrial oleh pabrik kimia Chisso corporation dari 1932 hingga 1968. Pada
tahun 1968, Katsuna melaporkan adanya epidemi keracunan Hg di teluk Minamata,
dan pada tahun 1967 terjadi pencemaran Hg di sungai Agano di wilayah
administrasi Niigata, dikenal juga sebagai Niigata Disease. Pada saat terjadi
epidemi, kadar Hg pada ikan di teluk Minamata sebesar 11 ?g/kg berat basah dan
di sungai Agano sebesar 10 ?g/kg berat basah. Di Irak pada tahun 1971-1972
terjadi keracunan alkil merkuri akibat mengkonsumsi gandum yang disemprot dengan
alkil merkuri yang menyebabkan 500 orang meninggal dunia dan 6000 orang masuk
rumah sakit. Kejadian lain yang disebabkan oleh keracunan Hg adalah Pink Disease
yang terjadi di Guatemala dan Rusia yang merupakan outbreak keracunan Hg akibat
mengkonsumsi padi-padian yang terkontaminasi oleh Hg.
Hg anorganik (logam dan garam Hg) terdapat di udara dari
deposit mineral dan dari area industri. Logam Hg yang ada di air dan tanah
terutama berasal dari deposit alam, buangan limbah, dan akitivitas vulkanik.
Pada bentuk anorganik, Hg berikatan dengan satu atom karbon atau lebih,
sedangkan dalam bentuk organik, dengan rantai alkil yang pendek. Senyawa
tersebut sangat stabil dalam proses metabolisme dan mudah menginfiltrasi
jaringan yang sukar ditembus, misalnya otak dan plasenta. Senyawa tersebut
mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible, baik pada orang dewasa
maupun anak (Darmono, 1995). Toksisitas Hg anorganik menyebabkan penderita
biasanya mengalami tremor. Jika terus berlanjut dapat menyebabkan pengurangan
pendengaran, penglihatan, atau daya ingat.
Walaupun mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum
diketahui dengan jelas, beberapa hal mengenai daya racun merkuri dapat
dijelaskan sebagai berikut (Fardiaz, 1992) :
-
Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup, beracun
terhadap tubuh.
-
Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan
karakteristik dalam daya racun, distribusi, akumulasi, atau pengumpulan, dan
waktu retensinya di dalam tubuh.
-
Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan
atau di dalam tubuh, saat komponen merkuri diubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya.
-
Pengaruh buruk merkuri di dalam tubuh adalah melalui
penghambatan kerja enzim dan kemampuannya untuk berikatan dengan grup yang
mengandung sulfur di dalam molekul enzim dan dinding sel.
-
Kerusakan tubuh yang disebabkan merkuri biasanya bersifat
permanen, dan sampai saat ini belum dapat disembuhkan.
Penting untuk diketahui, air raksa sangat beracun bagi
manusia! Hanya sekitar 0,01 mg dalam tubuh manusia dapat menyebabkan
kematian. Sayangnya setelah air raksa yang sudah masuk ke dalam tubuh
manusia, tidak dapat dibawa keluar.
Kontaminasi dapat melalui inhalasi, proses menelan atau
penyerapan melalui kulit. Dari tiga proses tersebut, inhalasi dari raksa uap
adalah yang paling berbahaya. Jangka pendek terpapar raksa uap dapat
menghasilkan lemah, panas dingin, mual, muntah, diare, dan gejala lain
dalam waktu beberapa jam. Jangka panjang terkena uap raksa menghasilkan
getaran, lekas marah, insomnia, kebingungan, keluar air liur berlebihan,
ritasi paru-paru, iritasi mata, reaksi alergi, dari kulit rashes, nyeri dan
sakit kepala dan lainnya.
Mercury memiliki sejumlah efek yang sangat merugikan pada
manusia, di antaranya sebagai berikut :
-
Keracunan oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan
terganggunya fungsi ginjal dan hati.
-
Mengganggu sistem enzim dan mekanisme sintetik apabila berupa
ikatan dengan kelompok sulfur di dalam protein dan enzim.
-
Merkuri (Hg) organik dari jenis methyl mercury
dapat memasuki placenta dan merusak janin pada wanita hamil sehingga menyebabkan
cacat bawaan, kerusakan DNA dan Chromosom, mengganggu saluran darah ke otak
serta menyebabkan kerusakan otak.
Karena bahaya proses raksa bagi kesehatan dan
lingkungan yang serius, larangan penggunaannya semakin ketat. Pada
tahun 1988, diperkirakan 24 juta lb / yr dari raksa yang dilepaskan ke
udara, tanah, dan air di seluruh dunia sebagai hasil dari aktivitas
manusia. Ini termasuk raksa yang dilepaskan oleh pertambangan raksa dan
memperbaiki berbagai operasi manufaktur, dengan pembakaran batu bara, dan
sumber lainnya.
Pada tahun 1980-an, dengan meningkatnya
pemahaman dan kesadaran akan dampak penggunaan air raksa yang lebih banyak
membahayakan kesehatan dan lingkungan dari pada manfaat, membuat
penggunaannya mulai turun tajam. Pada tahun 1992, yang digunakan dalam
baterai telah menurun menjadi kurang dari 5% dari tingkat pada tahun 1988,
dan secara keseluruhan digunakan dalam perangkat listrik dan cahaya bulbs
telah turun 50% pada periode yang sama. Penggunaan raksa produksi cat,
fungisida, dan pestisida telah dilarang di Amerika Serikat, dan
penggunaannya dalam pengerjaan dan proses produksi kaca secara
sukarela telah dihentikan.
Di seluruh dunia, produksi raksa hanya
dibatasi untuk beberapa negara-negara dengan undang-undang lingkungan hidup
yang santai. Di Spanyol, semua pertambangan merkuri telah dihentikan, dimana
Spanyol pernah menjadi produsen merkuri terbesar di dunia sampai 1989. Di
Amerika Serikat, raksa pertambangan juga telah dihentikan, meskipun dalam
jumlah kecil adalah raksa kembali sebagai bagian dari proses pengilangan
emas untuk menghindari pencemaran lingkungan. Cina, Rusia (dulu dikenal
dengan USSR), Meksiko, dan Indonesia merupakan produsen terbesar raksa pada
tahun 1992.
Di Amerika Serikat, Badan Perlindungan
Lingkungan (EPA) telah melarang penggunaan raksa untuk banyak aplikasi. EPA
yang telah menetapkan tujuan mengurangi tingkat raksa ditemukan di kota
menolak IB dari 1,4 juta / thn (0,64 juta kg / thn) pada tahun 1989 menjadi
0,35 juta lb / yr (0,16 juta kg / thn) pada tahun 2000. Hal ini akan dicapai
oleh penurunan penggunaan raksa dalam meningkatkan produk dan pengalihan
dari raksa dari kota menolak melalui daur ulang. Mercury masih sebuah
komponen penting di banyak produk dan proses, walaupun penggunaannya
diharapkan untuk terus menurun. Untuk itu, penanganan yang tepat dan daur
ulang dari raksa diharapkan signifikan mengurangi lepaskan ke lingkungan dan
dengan demikian mengurangi bahaya kesehatan.
Mengingat bahaya yang ditimbulkan
dari penggunaan air raksa seperti yang diuraikan di atas, Anda
harus benar-benar memperhatikan keselamatan kerja! Hindari
pengolahan dan pembuangan tailing langsung ke sungai...!!!