EMAS
SIFAT FISIK EMAS
Emas adalah logam yang berat dengan warna kuning yang khas.
Dalam bentuk bubuk, warnanya coklat kemerahan. Logam ini melebur
pada suhu 1064,18 oC. Emas
merupakan logam transisi (trivalen dan univalen) yang bersifat
lunak dan mudah ditempa (maleable), kekerasannya berkisar antara
2,5 – 3 (skala Mohs). Emas dapat dibentuk jadi lembaran
sedemikian tipis hingga tembus pandang. Sebanyak 120.000 lembar
emas dapat ditempa menjadi satu lapisan yang sedemikian tipisnya
sehingga tebalnya tidak lebih dari 1 cm. Dari 1 gram emas dapat
diulur menjadi kawat sepanjang 2,5 km.

Emas mempunyai karakteristik sectile (lunak, elastis,
mudah dibentuk), memiliki warna yang menarik (kuning, mengkilap,
tidak mudah memudar), berat, tahan lama, tahan pada panas
tinggi dan daya konduksi listrik juga sebagai perlawanan terhadap
oksidasi (tahan korosi) sehingga emas memiliki banyak kegunaan.
Namun karena emas sebagai salah satu logam coinage yang
keberadaannya di alam sangat langka, menjadikannya sebagai logam
yang sangat berharga. Seorang pakar ekonomi mineral dari Colorado
School of Mines, Amerika Serikat, mengatakan “ Hanya logam emas yang
akan tetap mempunyai prospek yang baik di masa depan, karena emas
disamping mempunyai nilai industri juga mempunyai nilai magis serta
tidak dapat disubstitusi.”.



Emas memberikan sumbangan yang amat besar bagi
kehidupan manusia seperti, untuk perhiasan, peralatan
elektronik, kedokteran gigi, uang, medali, dll. Sekitar 65 persen
dari emas diolah digunakan dalam industri seni, terutama untuk
membuat perhiasan. Selain perhiasan, emas juga digunakan di
peralatan listrik, elektronik, dan industri keramik. Industri
aplikasi ini telah berkembang dalam beberapa tahun dan kini
menempati sekitar 25 persen dari pasar emas.
Dalam perdagangan emas, ukuran berat biasanya
dipakai troy ouns, kemurnian emas murni dalam karat
ditunjukan angka 24 atau dalam kehalusan ditunjukkan angka 1.000.
Karena emas merupakan logam yang relatif lunak
(sectile) menjadi satu halangan untuk digunakan dalam industri.
Untuk mengatasi kelemahan ini, emas biasanya dipadukan dengan logam
lain (alloy) seperti perak, tembaga, platinum, atau nikel. Emas
putih
adalah alloy emas dengan platinum, iridium, nikel, atau zink. Alloy
emas dengan tembaga berwarna merah atau kuning. Alloy emas dengan
besi berwarna hijau, dan alloy emas dengan aluminum berwarna ungu.
Bagian emas yang terdapat dalam campuran diukur dalam karat atau
persen. Karat adalah unit sama dengan 1/24 bagian dari emas murni
dalam alloy. Dengan demikian, emas 24 Karat (24K)
adalah emas murni, sedangkan emas 18 Karat adalah 18 bagian
emas murni dan 6 bagian logam lainnya, jadi emas 18 karat → 18/24
berarti emas 75 %.

REAKSI KIMIA EMAS
Tingginya nilai potensial
reduksi emas mengakibatkan logam ini selalu terdapat di alam
dalam keadaan bebas. Logam emas merupakan logam yang tahan akan
korosi, mudah ditempa dan relatif stabil di alam karena tidak banyak
bereaksi dengan kebanyakan bahan kimia. Untuk keperluan ektraksi
dari bijihnya, proses dengan melibatkan senyawa sianida dapat
diterapkan seperti halnya pada
ekstraksi logam perak.
Emas membentuk berbagai senyawa
kompleks, tetapi hanya sedikit senyawa anorganik sederhana. Emas (I)
oksida, Au2O, adalah salah satu
senyawa yang stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnya
tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya stabil dalam senyawa padatan,
karena semua larutan garam emas (I) mengalami disproporsionasi
menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut persamaan reaksi :
3Au+(aq) → 2Au(s) + Au3+(aq)
Secara kimiawi emas tergolong
inert sehingga disebut logam mulia. Emas tidak bereaksi
dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara di bawah kondisi normal.
Namun emas terurai dalam larutan sianida dalam tekanan udara. Emas
juga tidak bereaksi dengan asam atau basa apapun. Akan tetapi emas
bereaksi dengan halogen dan aqua regia.
Reaksi emas dengan halogen
Logam emas bereaksi dengan klorin, Cl2,
atau bromin, Br2, untuk
membentuk trihalida emas (III) klorida, AuCl3,
atau emas (III) bromida, AuBr3.
2Au(s) + 3Cl2(g) → 2AuCl3(s)
2Au(s) + 3Br2(g) → 2AuBr3(s)
AuCl3 dapat larut dalam asam
hidroksida pekat menghasilkan ion tetrakloroaurat (III), [AuCl4]-,
suatu ion yang merupakan salah satu komponen dalam “emas cair”,
yaitu suatu campuran spesies emas dalam larutan yang akan
mengendapkan suatu film logam emas jika dipanaskan.
Di lain pihak, logam emas bereaksi dengan iodin, I2,
untuk membentuk monohalida, emas (I) iodida, AuI.
2Au(s) + I2(g) → 2AuI(s)
Emas dapat larut pada aqua regia, yaitu campuran tiga
bagian volum asam klorida pekat dan atau bagian volum asam nitrat
pekat ( Jabir ibn-Hayyan, ca. 760-815 ) :
Au(s) + 4HCL (aq) + HNO3(aq) → HAuCl4(aq)
+ NO (g) + 2H2O(l)