HOME  SERVICES  KATALOG  DOWNLOADS  SUPPORT

    


Translate / Pilih Bahasa :
         


 
 
 

ARTIKEL :



 

 

 

 

 

Geofisika

Eksplorasi lanjutan dengan pengukuran Geofisika merupakan salah satu metoda eksplorasi tidak langsung untuk memperoleh gambaran kondisi di bawah permukaan berdasarkan data anomali geofisika yang terukur.

Metoda ini dilakukan untuk mengetahui potensi sumber daya mineral, khususnya keterdapatan mineral logam mulia. Cebakan emas memiliki physical properties resistivity, konduktivity, dan densitas yang tinggi dan bersifat magnetik. Sehingga banyak metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan mineral emas yaitu Resistivity, Gravity,IP, E-M, dan Magnetik.

Emas merupakan mineral sulfida yang terendapkan di batuan lain. Biasanya mineral sulfida terdapat di batuan kuarsa yang memiliki resistivitas yang tinggi, sehingga diharapkan dalam investigasi metode Resistivity dapat mencitrakan nilai resistivity yang tinggi atau dengan kata lain mencitrakan nilai konduktivity yang rendah. Namun nilai resistivity yang tinggi belum tentu ada deposit emas, sehingga perlu ditinjau kembali data geologi daerah penelitian agar hasil yang diinterpretasikan adalah benar.

Untuk memperoleh data guna mendukung hasil dari metode Resistivity, biasanya menggunakan metode Polarisasi Terinduksi ( Induced Polarization ) atau IP yaitu Chargeability. Metode IP pada dasarnya merupakan pengembagan dari metode geolistrik resistivity dan terbukti mampu menutupi kelemahan-kelemahan metode Resistivity dalam berbagai kasus. Terutama apabila emas lebih dominan berbentuk dissseminated ( tersebar ), metode IP lebih baik dibanding metode lainnya. Itulah mengapa metode Resistivity atau geolistrik selalu dilakukan bersama dengan metode IP. Selain itu, keduanya mempunyai kesamaan yaitu pada konfigurasi, pengiriman arus dan pengukuran tegangan.

Perbedaan metode geolistrik resistivitas dan metode IP terletak pada perlakuan pengukurannya. Pada metode geolistrik resistivitas, potensial diukur ketika arus diinjeksikan,sedangkan pada metode IP potensial diukur ketika arus dimatikan (Wijatmoko dkk, 2011).

Prinsip dasar metode IP, arus dialirkan ke dalam tanah melalui elektroda arus dan mengukur potensi dengan elektroda potensial. Jika arus listrik diputus, seharusnya potensial atau tegangan terukur akan langsung berharga nol, tetapi ada selang waktu beberapa saat untuk tegangan menuju nol. Kejadian inilah yang disebut atau dinamakan efek polarisasi terinduksi, sedangkan mediumnya (dalam hal ini adalah batuan) dinamakan medium atau batuan polarisabel. Kelebihan metode IP dibandingkan dengan metode lain, adalah dapat dideteksi adanya mineral-mineral sulfida yang letaknya tersebar dan tak teratur (disseminated). Selain itu, metode induksi polarisasi ini memiliki akurasi yang cukup baik, hal ini terlihat dari kemampuanya dalam mendeteksi sejumlah kecil mineral logam, berkisar 0,5 % dari volume batuan masih dapat dideteksi sebagai anomali (Summer, 1976 op.cit Virman).
 

Kedua metode tersebut dapat menghasilkan interpretasi yang efektif dan efisien untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan yang berkaitan daerah endapan emas. Dengan mengetahui pola penyebaran dari nilai resistivity batuan intrusi dan chargeability/induksi polarisasi (IP) diharapkan dapat memberikan informasi keberadaan zona mineralisasi hidrothermal  yang dicari.

Dengan mengetahui pola penyebaran dari nilai resistivity batuan di bawah permukaan dan Changeability diharapkan dapat memberikan informasi keberadaan zona mineralisasi yang dicari. Untuk mendapatkan hasil yang baik diperlukan pemrosesan data yang naik dan benar. karena hasil pemrosesan data menjadi salah satu tahapan penting dalam tahap eksplorasi mineral selain akuisisi data dan interpretasi.

Melalui hasil IP dan resistivity atau magnetotelurik suatu vein dapat diidentifikasi mengandung emas dengan melihat pada nilai true_R atau tahanan sebenarnya yang sangat kecil, namun perlu diperhatikan bahwa nilai resistivity yang rendah dari suatu vein tidak selalu dipengaruhi oleh emas karena selain emas juga ikut terendapkan mineral lainnya yang juga memiliki nilai tahanan jenis yang rendah seperti pyrite dan tembaga. Untuk itu dibutuhkan korelasi data IP dan resistivity dengan data geokimia suatu zona alterasinya, dimana melalui data geokimia tersebut dapat menunjukkan mineral apakah yang dominan mengontrol rendahnya nilai resistivitas apakah emas, tembaga, atau pyrite. Dengan demikian dapat diketahui mineral apa yang dominan terendapkan pada suatu vein.

Selanjutnya, berdasarkan hasil dari geofisika sebaiknya dikorelasikan lagi dengan data bor lokasi penelitian. Hal ini sangat penting karena metode geofisika adalah proses awal atau suatu proses perabaan yang merupakan dugaan sementara. Korelasi dari data bor terhadap hasil geofisika akan meminimalkan error yang ada.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sebelumnya / Hal 02 / Berikutnya

 

 

 

 

Dalam proses analisis geolistrik sebaiknya berhati-hati dengan water table yang akan menurunkan nilai resistivitas apalagi jika daerah tersebut merupakan suatu zona basah seperti adanya sungai dalam zona argilic nilai resistivitas akan bernilai rendah hal ini akan disebabkan karena adanya ion-ion yang terikat dalam zona alterasi argilic.

 


 

Recent Search Terms :

PROSPECTORunited.com,  Negri Penambang, pertambangan emas,  tambang emas rakyat, gold rush, pemburu emas, penambang emas, informasi teknologi tambang, pengolahan mineral, teknologi pengolahan emas, teknologi tambang emas, proses mengolah emas dan perak.


Popular Search Terms :

pengolahan mineral, BUKU PERTAMBANGAN, tehnologi tambang, TAMBANG EMAS, lokasi tambang emas, pemburu emas, Carbon In Pulp, GOLD MINNING, GOLD REFINNING, tehnologi pertambangan, mengolah perak, jual beli emas, mendulang emas, metode CIP,


Random Search Terms :